Batu Travertine Saat ini, sebagian besar FGD adalah proses desulfurisasi basah batu gamping. Agen desulfurisasi untuk batu kapur (CaCO3) dan persiapan air dari konsentrasi 30% bubur tersuspensi, asasnya adalah untuk mengenalkan gas buang ke menara penyerap, membuat sulfur dioksida dalam gas buang dan lumpur batu kapur sepenuhnya kontak dengan reaksi kimia, menghasilkan setengah air kalsium sulfit, dan kemudian setelah reaksi dengan oksidasi udara yang dipaksakan untuk menghasilkan kalsium sulfat, setelah pemisahan siklon slurry gips dan dehidrasi sistem dehidrasi vakum untuk menghasilkan gypsum hasil samping, sehingga dapat menghilangkan belerang dioksida dalam gas buang . Blok batu kapur diangkut dari truk bongkar ke pabrik dan dibuang ke gerbong bongkar muat, Batu Travertine dan bagian atas gerbong disediakan dengan jeruji baja getar yang mencegah batu kapur ukuran besar masuk, dan bagian bawahnya disediakan. dengan konveyor bergetar. Lift ember akan diangkut batu kapur ke conveyer scraper yang dikubur Sankang. Port pengosongan silika batu kapur sesuai dengan sistem mesin penggiling. Batu Travertine Port pengosongan dilengkapi dengan pengumpan getaran elektromagnetik dan conveyor belt berat, ban pengikat berat setelah menimbang ke dalam penggilingan bola basah, penggilingan bola basah yang terbuat dari 20% -30% konsentrasi lempeng batu kapur, dan kemudian menurut nilai slurry tower serapan yang dibutuhkan dari pompa slurry kapur ke kolam slurry tower penyerapan untuk reaksi.
1.2 Prinsip kerja penggilingan bola basah
Pabrik bola tipe basah adalah penggiling silinder kecepatan rendah, bola baja dan batu kapur melalui silinder berputar dalam putaran gesekan dan gaya sentrifugal oleh strip pengangkat ke ketinggian tertentu, karena gravitasi, maka akan dilempar, batu kapur di dalam benturan dan aksi penggilingan hancur. Batu kapur di penggilingan bola basah digiling menjadi bubur dan artesis ke kotak sirkulasi, dan kemudian dari pompa sirkulasi bola ke siklon slurry slurry. Aliran bawah siklon didaur ulang ke saluran masuk dari penggilingan bola basah, Travertine Stone dan overflow dituangkan ke dalam tangki bubur batu kapur, dan penggilingan bola akhir dibuat menjadi bubur batu kapur 20% -30%, yang dipompa dari pompa lumpur batu kapur ke kolam slurry menara penyerapan.
1.3 Prinsip kerja siklon kapur
Gypsum Hydrocyclone adalah jenis peralatan pemisahan dan klasifikasi, dengan menggunakan prinsip sedimentasi sentrifugal. Topan itu sendiri tidak memiliki pembangkit listrik, cairan suspensi di bawah tekanan tertentu di bawah tekanan dari pemotongan peralihan hidrosiklon ke dalam hidrosiklon, Batu Travertine menghasilkan arus eddy yang intens, gerakan arus Eddy internal terus berlanjut. Karena perbedaan ukuran partikel antara partikel kasar dan partikel halus, yang dipengaruhi oleh sedimentasi sentrifugal, partikel bulk dilepaskan oleh aliran bawah siklon, dan sebagian besar partikel halus dilepaskan oleh tabung meluap, dan klasifikasi pemisahan tercapai.
Permukaan bubur kapur mengacu pada ukuran partikel batu kapur dalam bubur, yang secara langsung berhubungan dengan peningkatan konsumsi bubur kapur di menara penyerap, yang juga meningkatkan konsumsi daya dari pompa sirkulasi lumpur. Serta keausan abnormal dari impeller, bubur bawah standar di dasar menara absorpsi yang disebabkan oleh endapan bubur, Batu Travertine saat didorong ke ketinggian tertentu setelah memasukkan impor pompa sirkulasi bubur menyebabkan penurunan rasio gas cair sistem, memperbaiki biaya operasi sistem, dalam jangka panjang akan menyebabkan reaksi adhesi aditif kalsium sulfit yang tidak sempurna di permukaan. Sebab, kondisi sulfida yang menyilaukan. Efek akhir efisiensi desulfurisasi dan kualitas gypsum sampingan. Dampak serius pada indikator perlindungan lingkungan dan keselamatan Unit dan operasi ekonomi.
Untuk memastikan efisiensi desulfurisasi unit, kurangi deposisi dasar menara penyerap, kurangi konsumsi batu gamping dan konsumsi energi ball mill, Batu travertine yang perlu ditingkatkan kesegaran bubur kapur untuk memperbaiki tingkat reaksi bubur. dan belerang dioksida. Kegagalan kehalusan melegakan hidrosiklon merupakan faktor utama yang menyebabkan kehalusan batugamping menjadi tidak memenuhi syarat. Jika masalah bisa diatasi secara efektif, bisa memperbaiki kehalusan batu kapur agar bisa menjamin kualitas bubur.
